Hello Guys, Wellcome Too My Blog...! Lets To Read

Selasa, 28 Januari 2020

Benteng Kuto Besak

Sejarah Benteng Kuto Besak
Palembang.


   Hey sobat, kali ini aku ingin membagi informasi mengenai monumen yang ada di kota palembang. Ya sudah pasti tau kan, Benteng Kuto Besak.

   Benteng Kuto Besak adalah bangunan keraton yang pada abad ke XVIII menjadi pusat Kesultanan Palembang. Gagasan mendirikan Benteng Kuto Besak diprakarsai oleh Sultan Mahmud Badaruddin I yang memerintah pada tahun 1724-1758 dan pelaksanaan pembangunannya diselesaikan oleh penerusnya yaitu Sultan Mahmuda Baharuddin yang memerintah pada tahun 1776-1801. Sultan Mahmuda Baharuddin ini adalah seorang tokoh kesultanan Palembang Darussalam yang realistis dan praktis dalam perdagangan internasional, serta seorang agamawan yang menjadikan palembang sebagai pusat sastra agama di  Nusantara. Menandai perannya sebagai sultan, ia pindah dari Keraton Kuto Lamo ke Kuto Besak. Belanda menyebut Kuto Besak sebagai Nieuwe keraton alias Keraton baru.

     Keraton ini berdiri di tanah yang luas, berbentukpersegi panjang menghadap ke Sungai Musi, panjangnya 274,32 meter, dan lebar 182,88 meter. Dikelilingi tembok besar, tingginya mencapai 9,14 meter, tebal 2,13 meter, dengan empat kubu (bastion di setiap sudutnya). Dengan sejumlah meriam yang terbuat dari besi dan kuningan. Keraton memiliki peralatan yang luas, balai agung, gerbang besar. Di dalamnya terdapat pula keputren, paseban, ruang tempat menerima tamu, tempat kediaman sultan dan permaisuri. Di tengaj keraton terdapat kolam dangan perahu, taman, dan pohon buah-buahan. Diantara keraton Kuto Besak dan Keraton Lamo, terdapat jalan menuju masjid utama kerajaan.

      Menurut sejarah, Benteng ini mulai dibangun pada tahun 1780 dengan arsitek yang tidak diketahui dengan pasti dan pelaksanaan pengawasan pekerjaan dipercayakan pada seorang Tionghoa. Semen perekat bata menggunakan batu kapur yang ada di daerah pedalaman Sungai Ogan ditambah dengan putih telur. Waktu yang dipergunakan untuk membangun Kuto Besak ini kurang lebih 17 tahun. Keraton ini ditempati secara resmi pada hari Senin pada tanggal 21 Februari 1797.
      Berbeda dengan letak keraton lama yang berlokasi di daerah pedalaman, keraton baru berdiri di posisi yang sangat terbuka, strategis, dan sekaligus sangat indah. Posisinya menghadap ke Sungai Musi.
  Pada masa itu, Kota Palembang masih dikelilingi oleh anak-anak sungai yang membelah wilayah kota menjadi pulau-pulau. Kuto Besak pun seolah berdiri di atas pulau karena dibatasi oleh Sungai Sekanak di bagian barat, Sungai Tengkuruk di bagian timur, dan Sungai Kapuran di bagian utara.
   Benteng Kuto Besak saat ini ditempati oleh Komando Daerah Militer (Kodam) Sriwijaya.

 Dan menurut dari segi wisata, Pembangunan dan penataan kawasan di sekitar Plaza Benteng Kuto Besak diproyeksikan akan menjadi tempat hiburan terbuka yang menjual pesona Musi dan bangunan-bangunan bersejarah. Jika dilihat dari daerah Seberang Ulu atau Jembatan Ampera, pemandangan yang tampak adalah pelataran luas dengan latar belakang deretan pohon palem di halaman Benteng Kuto Besak, dan menara air di Kantor Wali Kota Palembang.
     Di kala malam hari, suasana akan terasa lebih dramatis. Cahaya dari deretan lampu-lampu taman menciptakan refleksi warna kuning pada permukaan sungai.
  Pemkot Palembang memiliki sejumlah rencana pengembangan untuk mendukung Plaza Benteng Kuto Besak sebagai objek wisata.

Sampai disini dulu ya sobat..

Created by: Tantri Mariska
Sumber: https://id.m.wikipedia.org/wiki/Benteng_Kuto_Besak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar